Hard disk merupakan piranti penyimpanan sekunder dimana data disimpan sebagai pulsa magnetik pada piringan metal yang berputar yang terintegrasi.
Data disimpan dalam lingkaran konsentris yang disebut track. Tiap track dibagi dalam beberapa segment yang dikenal sebagai sector. Untuk melakukan operasi baca tulis data dari dan ke piringan, hard disk menggunakan head untuk melakukannya, yang berada disetiap piringan. Head inilah yang selanjut bergerak mencari sector-sector tertentu untuk dilakukan operasi terhadapnya. Waktu yang diperlukan untuk mencari sector disebut seek time. Setelah menemukan sector yang diinginkan, maka head akan berputar untuk mencari track. Waktu yang diperlukan untuk mencari track ini dinamakan latency.
Hard disk merupakan media penyimpan yang didesain untuk dapat digunakan menyimpan data dalam kapasitas yang besar. Hal ini dilatar belakangi adanya program aplikasi yang tidak memungkinkan berada dalam 1 media penyimpan dan juga membutuhkan media penyimpan berkas yang besar misalnya database suatu instansi. Tidak hanya itu, hard disk diharapkan juga diimbangi dari kecepatan aksesnya. Kecepatan hard disk bila dibandingkan dengan media penyimpan data biasa, sangat jauh. Hal ini dikarenakan hard disk mempunyai mekanisme yang berbeda dan teknologi bahan yang tentu saja lebih baik dari pada media penyimpan data biasa. Bila tanpa hard disk, dapat dibayangkan betapa banyak yang harus disediakan untuk menyimpan data kepegawaian suatu instansi atau menyimpan program aplikasi. Hal ini tentu saja tidak efisien. Ditambah lagi waktu pembacaannya yang sangat lambat bila menggunakan media penyimpanan data konvensional tersebut
- Sejarah Perkembangan Hard disk
Hard disk pada awal perkembangannya didominasi oleh perusahaan raksasa yang menjadi standard komputer yaitu IBM. Ditahun-tahun berikutnya muncul perusahaan-perusahaan lain antara lain Seagate, Quantum, Conner sampai dengan Hewlet Packard’s di tahun 1992. Pada awalnya teknologi yang digunakan untuk baca/tulis, antara head baca/tulisnya dan piringan metal penyimpannya saling menyentuh. Tetapi pada saat ini hal ini dihindari, dikarenakan kecepatan putar hard disk saat ini yang tinggi, sentuhan pada piringan metal penyimpan justru akan merusak fisik dari piringan tersebut.
Dari gambar tersebut dapat dilihat dari tahun 1984 sampai dengan 2006 mendatang, perkembangan teknologi penyimpanan data berkembang cepat. Mulai dari ukuran mikro untuk penggunaan laptop sampai ukuran normal untuk penggunaan PC Desktop.
- Perkembangan Hard disk
Perkembangan hard disk dapat kita amati dari beberapa karakteristik berikut :
a. Kerapatan Data/Teknologi Bahan
Merupakan ukuran teknologi bahan yang digunakan seberapa besar bit data yang mampu disimpan dalam satu satuan persegi. Dalam hal kerapatan data dari awal sampai sekarang terjadi evolusi yang sangat kontras. Pada awal perkembangannya kerapannya sekitar 0.004 Gbits/in2 tetapi pada tahun 1999 labortorium IBM sudah ada sekitar 35.3 Gbits/in2. Hard disk pada awal perkembangannya, bahan yang digunakan sebagai media penyimpan adalah iron oxide. Tetapi sekarang banyak digunakan media thin film. Media ini merupakan media yang lebih banyak menyimpan data dari pada iron oxide pada luasan yang sama dan juga sifatnya yang lebih awet.
b. Struktur head baca/tulis
Head baca/tulis merupakan perantara antara media fisik dengan data elektronik. Lewat head ini data ditulis ke medium fisik atau dibaca dari medium fisik. Head akan mengubah data bit menjadi pulsa magnetik dan menuliskannya ke medium fisik. Pada proses pembacaan data prosesnya merupakan kebalikannya.
Proses baca tulis data merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu mekanismenya juga perlu diperhatikan.. Dulu head bersentuhan fisik dengan metal penyimpan. Kini antara head dan metal penyimpan sudah diberi jarak. Bila head bersentuhan dengan metal penyimpan, hal ini akan menyebabkan kerusakan permanen fisik, head yang aus, tentu saja panas akibat gesekan. Apalagi teknologi sekarang kecepatan putar hard disk sudah sangat cepat.
Selain itu teknologi head hard disk pun juga mengalami evolusi. Evolusi head baca/tulis hard disk : Ferrite head, Metal-In-Gap (MIG) head, Thin Film (TF) Head, (Anisotropic) Magnetoresistive (MR/AMR) Heads, Giant Magnetoresistive (GMR) Heads dan sekarang yang digunakan adalah Colossal Magnetoresistive (CMR) Heads.
Ferrite head, merupakan teknologi head yang paling kuno, terbuat dari inti besi yang berbentuk huruf U dan dibungkus oleh lilitan elektromagnetis. Teknologi ini di implementasikan pada pertengahan tahun 1980 pada hard disk Seagate ST-251. Kebanyakan terdapat pada hard disk yang ukurannya kurang dari 50MB.
Metal-In-Gap (MIG), merupakan penyempurnaan dari head Ferrite. Biasanya digunakan pada hard disk yang ukurannya 50MB sampai dengan 100MB. Thin Film (TF) heads, berbeda jauh dengan jenis head sebelumnya. Head ini dibuat dengan proses photolothografi seperti yang digunakan pada pembuatan prosessor. (Anisotropic) Magnetoresistive (MR/AMR) Heads, head ini digunakan untuk membaca saja. Untuk penulisannya digunakan head jenis Thin Film. Di implementasikan pada hard disk ukuran 1GB sampai dengan 30GB.
Giant Magnetoresistive (GMR) Heads, merupakan penemuan dari peneliti Eropa Peter Gruenberg and Albert Fert. Digunakan pada hard disk ukuran besar seperti 75GB dan kerapatan tinggi sekitar 10 Gbits/in2 sampai dengan 15 Gbits/in2.
Karena teknologi Giant Magnetoresistive (GMR) mulai ditarik dari pasaran, sebagai penggantinya adalah Colossal Magnetoresistive (CMR). (www.bizspaceinfotech.com)
c. Kecepatan Putar Disk
Kecepatan putar pada jaman awal sekitar 3600RPM. Dengan semakin berkembangnya teknologi, kecepatan putar ditingkatkan menjadi 4500RPM dan 5400RPM. Karena kebutuhan media penyimpan yang mempunyai kemampuan tinggi dibuatlah dengan kecepatan 7200RPM yang digunakan pada hard disk SCSI.
4. Kapasitas
Kapasitas hard disk pada saat ini sudah mencapai orde ratusan GB. Hal ini dikarenakan teknologi bahan yang semakin baik, kerapatan data yang semakin tinggi. Teknologi dari Western Digital saat ini telah mampu membuat hard disk 200GB dengan kecepatan 7200RPM. Sedangkan Maxtor dengan Maxtor MaxLine II-nya yaitu hard disk berukuran 300GB dengan kecepatan 5400RPM. Beriringan dengan transisi ke ukuran hard disk yang lebih kecil dan kapasitas yang semakin besar terjadi penurunan dramatik dalam harga per megabyte penyimpanan, membuat hard disk kapasitas besar tercapai harganya oleh para pemakai komputer biasa.
Pada tiap piringan penyimpan terdapat satu head. Untuk menjangkau tengah pinggir piringan digunakan sliders sebagai perantaranya.
5. Proses Baca Harddisk
Saat sebuah sistem operasi mengirimkan data kepada hard disk untuk direkam, hard disk tersebut memproses data tersebut menggunakan sebuah formula matematikal yang kompleks yang menambahkan sebuah bit ekstra pada data tersebut.Bit tersebut tidak memakan tempat di kemudian hari, saat data diambil, bit ekstra tersebut memungkinkan hard disk untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan acak yang disebabkan oleh variasi dari medan magnet di dalam hard disk tersebut. Kemudian, hard disk ersebut menggerakkan head melalui track yang sesuai dari platter tersebut.
Saat berada di atas track yang benar, hard disk menunggu sampai platter berputar hingga sector yang diinginkan berada di bawah head.. Semakin pendek waktu `seek` dan `latency`, semakin cepat hard disk tersebut menyelesaikan pekerjaannya. Saat komponen elektronik hard disk menentukan bahwa sebuah head berada di atas sector yang tepat untuk menulis data, hard disk mengirimkan pulsa elektrik pada head tersebut. Pulsa tersebut menghasilkan sebuah medan magnetik yang mengubah permukaan magnetik pada platter.
Variasi yang terekam tersebut sekarang mewakili sebuah data. Membaca data memerlukan beberapa proses perekaman. Hard disk memposisikan bagian pembaca dari head di atas track yang sesuai, dan kemudian menunggu sector yang tepat untuk berputar di atasnya. Saat spektrum magnetik tertentu yang mewakili data Anda pada sector dan track yang tepat berada tepat di atas head pembaca, komponen elektronik hard disk mendeteksi perubahan kecil pada medan magnetik dan mengubahnya menjadi bit. Saat hard disk tersebut selesai mengecek error pada bit dan membetulkannya jika perlu, ia kemudian mengirimkan data tersebut pada sistem operasi.
6. Memperbaiki hard disk yang bad Sector
Hard disk adalah media penyimpan yang sangat penting pada komputer. Sayangnya umur pemakaian yang terbatas. Kerusakan pada hard disk dapat disebabkan beberapa hal. Misalnya :
- Power supply yang tidak memadai dan merusak kontroller hard disk dan motor.
- Hard disk terjatuh dan merusak mekanik didalamnya atau minimal terjadi bad sector.
- Terlalu sering dibawa bawa tanpa pengaman membuat platter hard disk rusak karena goncangan berlebih.
- Suhu didalam hard disk yang panas membuat kondisi hard disk dalam lingkungan tidak stabil.
- Kondisi MTBF/umur hard disk, sudah tercapai dan akan rusak.
Hal yang masih dapat dilakukan untuk memperbaiki hard disk yang terkena bad sector adalah hanya kondisi dimana hard disk masih berputar, keadaan controller hard disk masih bekerja. Tetapi keadaan ini masih dibagi lagi, bila ingin mengunakan hard disk yang terkena bad sector.
Masalah penyebab bad sector adalah salah satu kerusakan yang sering terjadi. Kondisi kerusakan oleh bad sector dibedakan oleh 3 keadaan.
- Kondisi dimana platter hard disk aus. Pada kondisi ini hard disk memang sudah tidak dapat digunakan. Semakin lama hard disk semakin rusak dan tidak berguna lagi untuk dipakai sebagai media storage.
- Kondisi platter yang aus tetapi belum mencapai kondisi kritis. Kondisi ini dapat dikatakan cukup stabil untuk hard disk. Kemungkinan hard disk masih dapat diperbaiki karena platter masih mungkin dilow level.
- Kondisi platter yang aus, baik kondisi yang parah atau ringan tetapi kerusakan terdapat di cluster 0 (lokasi dimana informasi partisi hard disk disimpan). Kondisi ini tidak memungkinkan hard disk diperbaiki.
Membicarakan keadaan hard disk untuk diperbaiki hanya memungkinkan perbaikan pada kondisi ke 2, dimana permukaan hard disk masih stabil tetapi terdapat kerusakan ringan di beberapa tempat.
Tujuan :
a. Upaya untuk mengunakan hard disk yang terdapat bad sector
b. Mengeluarkan lokasi kerusakan pada bad sector.
Tahapan 1
Pastikan kondisi platter hard disk yang rusak. Untuk mengetahui hal ini hard disk harus dilakukan LOW LEVEL FORMAT (LLF). LLF dapat dilakukan dari BIOS atau Software. Untuk BIOS, beberapa PC lama seperti generasi 486 atau Pentium (586) memiliki option LLF. Atau dapat mengunakan software LLF. Untuk mendapatkan software LLF dapat diambil di Site pembuat hard disk. Atau mencari utiliti file seperti hddutil.exe (dari Maxtor - MaxLLF.exe) dan wipe.exe versi 1.0c 05/02/96.
Fungsi dari software LLF adalah menghapus seluruh informasi baik partisi, data didalam hard disk serta informasi bad sector. Software ini juga berguna untuk memperbaiki kesalahan pembuatan partisi pada FAT 32 dari Windows Fdisk.
Setelah menjalankan program LLF, maka hard disk akan benar-benar bersih seperti kondisi pertama kali digunakan. Pemakaian LLF software akan menghapus seluruh data didalam hard disk. Proses selanjutnya adalah dengan metode try dan error.
Tahapan 2
Proses selanjutnya adalah dengan metode try dan error. Tahapan untuk sesi ini adalah :
a. Membuat partisi hard disk: Dengan program FDISK dengan 1 partisi saja, baik primary atau extended partisi. Untuk primary dapat dilakukan dengan single hard disk , tetapi bila menghendaki hard disk sebagai extended, diperlukan sebuah hard disk sebagai proses boot dan telah memiliki primary partisi (partisi untuk melakukan booting).
b. Format hard disk: Dengan FORMAT C: /C. Penambahan perintah /C untuk menjalankan pilihan pemeriksaan bila terjadi bad sector. Selama proses format periksa pada persentasi berapa kerusakan hard disk.
c. Buat partisi kembali dengan FDISK, buang seluruh partisi didalam hard disk sebelumnya, dan buat kembali partisi sesuai catatan kerusakan yang terjadi. Pada Primary partisi tidak terlihat dan hanya ditunjukan partisi extended.
d. Untuk memastikan apa bad sector sudah terletak pada partisi hard disk yang akan dibuang, lakukan format pada seluruh letter hard disk dengan perintah FORMAT /C. Bila bad sector memang terdapat pada partisi yang dibuang, maka partisi tersebut dapat langsung dibuang. Tetapi bila terjadi kesalahan, misalnya kerusakan bad sector tidak didalam partisi yang akan dibuang melainkan terdapat pada partisi yang akan digunakan, anda harus mengulangi kembali proses dari awal dengan membuang partisi dimana terdapat kesalahan dalam membagi partisi yang terkena bad sector. Hal yang perlu diingat, pembuatan partisi dilakukan dari awal ke akhir, misalnya C, D, E dan selanjutnya. Untuk membuang partisi mengunakan cara sebaliknya yaitu dari Z ke C. Kesalahan dalam membuang dan membuat partisi yang acak acakan akan mengacaukan sistem partisi hard disk
e. Proses selanjutnya adalah membuang partisi yang tidak digunakan lagi. Setelah melakukan pemeriksaan dengan program FORMAT, maka pada proses selanjutnya adalah membuang partisi yang mengandung bad sector.
f. Pada akhir tahapan kita dapat memeriksa kembali partisi hard disk dengan option 4 (Display partitisi) pada program FDISK, yaitu Letter hard disk dibagi atas C sebagai Primary partisi dan digunakan sebagai boot, D (758MB) dan E (81MB) adalah partisi ke 2 dan ke 3 pada extended partisi.
Bila kita belum puas dengan hasil mencari bad sector, maka kita dapat mengulangi prosedur diatas. Untuk melakukan Tips ini sebaiknya sudah mengetahui prosedur dalam membuat partisi dengan program FDISK. Yang perlu dicatat pada tips ini adalah, berhati-hati pada pemakaian program LLF. Sebaiknya mengunakan single hard disk untuk mengunakan program ini. Kesalahan melakukan LOW LEVEL FORMAT pada hard disk sangat fatal dan tidak dapat dikembalikin seperti kondisi semula.
Untuk hard disk yang terkena bad sector sebaiknya mengunakan hard disk yang kondisinya belum terlalu parah atau bad sector terdapat di beberapa tempat dan tidak sporadis tersebar. Kerusakan pada banyak tempat (sporadis bad sector) pada hard disk akan menyulitkan pencarian tempat dimana terjadi bad sector.
7. Partisi dan Cara mempartisi Hard disk
1. Partisi hard disk
Mempartisi hard disk artinya membagi ruang memori pada hard disk. Setiap hard disk minimal harus dipartisi satu kali, dan menyesuaikan dengan sistem operasi yang akan digunakan.. Sebuah komputer yang menginstal lebih dari satu sistem operaai biasanya mempunyai beberapa partisi. Keuntungan dari partisi yang lebih dari satu antara lain dapat meminimalisir keruwetan pada sistem operasi, data dapat dibuat lebih aman, penggunaan ruang hard disk yang efisien, memudahkan back up data dan pencarian file.
Dalam sebuah hard disk memiliki beberapa tipe partisi, yaitu :
1. Partisi Primary
Partisi primary merupakan partisi utama pada hard disk yang memuat sejumlah file data. Fungsi dari partisi primary ini juga sebagai partisi yang pertama kali diakses komputer untuk booting.
1. Partisi Primary
Partisi primary merupakan partisi utama pada hard disk yang memuat sejumlah file data. Fungsi dari partisi primary ini juga sebagai partisi yang pertama kali diakses komputer untuk booting.
2. Partisi Extended
Partisi extended juga merupakan partisi utama pada hard disk Partisi extended berfungsi untuk mengatasi keterbatasan pembagian partisi. Partisi extended tidak menangani pengolahan data secara langsung. Untuk dapat menggunakannya kita harus menciptakan partisi logical terlebih dahulu.
Partisi extended juga merupakan partisi utama pada hard disk Partisi extended berfungsi untuk mengatasi keterbatasan pembagian partisi. Partisi extended tidak menangani pengolahan data secara langsung. Untuk dapat menggunakannya kita harus menciptakan partisi logical terlebih dahulu.
3. Partisi Logical
Partisi logical merupakan partisi sampingan yang terdapat partisi extended. Partisi logical mampu menampung berbagai macam file data.
Partisi logical merupakan partisi sampingan yang terdapat partisi extended. Partisi logical mampu menampung berbagai macam file data.
Sebelum kita mempartisi hard disk maka kita harus memperhatikan terlebih dahulu :
1. Jenis partisi yang akan kita pakai
Sesuaikan partisi dengan system operasi yang akan dijalankan, karena system operasi harus berjalan sesuai dengan lingkungannya sendiri, missal , Windows 95 = FAT 16, Windowa 97 & 98 atau 98SE = FAT16 & FAT32, Windows 2000 & XP = FAT32 & NTFS5, Linux = Ext2 atau Ext3
2. Besar kapasitas hard disk harus memenuhi syarat jenis partisi
Besar kapasitas hard disk harus memenuhi syarat jenis partisi contoh :
FAT16 = maksimal hard disk 2 GB, FAT32 = seluruh hard disk 850 MB ke atas, NTFS = maksimal hard disk di atas 1 TeraByte
FAT16 = maksimal hard disk 2 GB, FAT32 = seluruh hard disk 850 MB ke atas, NTFS = maksimal hard disk di atas 1 TeraByte
3. Software yang dapat digunakan untuk mempartisi hard disk
1. FDISK
Aplikasi ini sudah ada tersedia di dalam system booting Microsoft windows, tetapi sesuai dengan masing-masing system operasi bootingnya.
Kelebihannya, tersedia Cuma-Cuma dalam CD Master windows atau dibuat di disket system booting s.o bersangkutan.
Kekurangannya, kita hanya dapat membuat jenis partisi sesuai S.O bersangkut.
Bila kita membuat 2 partisi dalam 1 hard disk, maka hasilnya 1 partisi primary, 1 partisi logical.
2. RANISH PARTITION MANAGER
Keuntungan memakai ranish partition manager yaitu mudah dipakai, dapat membuat berbagai jenis partisi (FAT16, FAT32, NTFS, BEOS, LINUX, dll), dapat membuat 2 buah (lebih) partisi primary, dapat membuat lebih dari 2 partisi dalam 1 hard disk.
3. POWER QUEST MAGIC
Keuntungan memakai Power quest Partition Magic yaitu dapat membuat berbagai jenis partisi., dapat membuat 2 buah (lebih) partisi primary, dapat membuat lebih dari 2 partisi dalam 1 hard disk
Kekurangan memakai Power quest Partition Magic yaitu Kurang baik dipakai untuk pemula. Karena dijalankan dari windows, maka dapat saja terjadi kerusakan partisi yang tidak kita inginkan.
2. Cara mempartisi Hard disk
Mempartisi harddisk merupakan hal yang lebih baik dilakukan pada sebuah computer. Dengan adanya beberapa partisi harddisk, maka kita akan bisa mengatur letak atau lokasi drive untuk system, dan drive untuk penyimpanan data. Dengan demikian jika suata saat windows mengalami crash, atau rusak, dan perlu untuk diinstall ulang, maka data yang disimpan akan tetap terjamin keamanannya.
Selain hal tersebut, dengan mempartisi harddisk kita akan lebih mudah dan lebih cepat untuk melakukan defragmentasi, daripada harddisk yang tanpa partisi akan lebih mamakan waktu yang cukup lama. Partisi ini bisa juga bermanfaat untuk mencegah atau meminimalisasi adanya bad sector pada harddisk. Oleh karenanya saya tetap menyarankan agar harddisk yang hanya terdapat 1 partisi, lebih baik di partisi menjadi beberapa partisi.
Bagi sahabat yang menggunakan windows 7, jika ingin mempartisi harddisk menjadi beberapa partisi tanpa menggunakan software, bisa diikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Klik kanan [computer] > pilih [manage]
2. Pada jendela “computer management”, pilih [storage] kemudian pilih [disk management]
3. Pada jendela sebelah kanan terlihat jumlah partisi yang telah ada. Kemuian klik kanan pada harddisk yang mau dipartisi. ( Kalau baru terdapat 1 partisi misal C: klik kanan pada partisi C:, kalau sudah ada beberapa partisi “seperti gambar dibawah” dan mau di partisi lagi maka klik kanan pada drive yang mau di partisi lagi ) kemudian pilih [Shrink Volume].
4. Muncul “querying shrink space” dan tunggu sebentar.
5. Muncul jendela shrink. Disini shobat diminta untuk menentukan volume partisi yang mau dibuat. Isikan saja berapa volume sesuai dengan yang shobat rencanakan. Setelah itu klik [Shrink].
6. Maka akan muncullah partisi baru yang masih belum terformat atau free space ( lihat partisi dengan gambar hijau ). Sampai disini partisi baru masih belum bisa digunakan
7. Untuk memformat partisi agar bisa digunakan, klik kanan pada “free space” tadi kemudian pilih [new simple volume].
8. Muncul [New simple volume wizard] > klik [next].
9. Muncul jendela [specify volume size] > klik [next] lagi
10. Muncul jendela [assign drive letter or path] > klik [next] lagi.
11. Muncul jendela [format partition]. Pada file system pilih saja NTFS, kemudian pada volume label > isikan “nama label drive partisi anda”, kemudian klik [next].
12. muncul jendela [completing the new simple volume wizard].
Sebelum klik finish lihat dulu informasi yang tertera. Kalau belum sesuai dengan keinginan shobat, klik [back], kalau sudah sesuai silahkan klik [finish]
13. Maka partisi harddisk telah selesai dan siap untuk dipergunakan.
Untuk mengecek partisi yang baru, cobalah buka windows explorer. Bila prosesnya telah benar maka akan muncul partisi baru sesuai dengan label yang telah kita buat tadi
8. Tips partisi hard disk
Berikut tips mengatur pembagian Hard disk sehingga bisa lebih baik dan memudahkan.
Dengan semakin murahnya perangkat yang satu ini dan kapasitas yang semakin bertambah, maka penggunaannya pun harus diperhatikan. Maskipun bisa saja kita membagi Hardisk 500 GB Menjadi 1 atau 2 partisi ( drive C: dan drive D:), tetapi hal itu menurut saya merupakan cara yang kurang baik. Berikut tips saya yang sebagian merupakan hasil pengalaman pribadi.
Pembagian hardisk memang tidak ada standard khusus, biasanya hal ini berdasarkan pengalaman atau keperluan. Cara terbaik adalah dengan menentukan terlebih dahulu kategori yang akan digunakan. Misalnya Untuk Sistem Operasi, Data, Master Program, Audio/video dan lainnya.
Perlu diingat bahwa HDD 80 GB (GigaByte) tidak sepenuhnya dapat menyimpan data sebesar 80 GB, demikian juga ketika terbaca di komputer. Untuk HDD 80 GB, biasanya hanya mampu menyimpan data atau akan terbaca maksimal 74 GB. Untuk 40 GB menjadi 37 GB, 160 GB = 149 GB, 250=232 GB, 320 = 298 GB, 500 GB = 465 GB, 640 = 596 GB, 1 TB (TeraByte) = 931 GB dan seterusnya. Sehingga kita tidak bisa membagi HDD 80 GB menjadi 4 drive dengan masing-masing berukuran sama dan terbaca 20 GB semua.
Berikut contoh pembagian HDD 160 GB (terbaca sekitar 149 GB), dengan sistem operasi Windows XP
- Drive C : 20 GB (Label “winXP”, untuk menginstall sistem operasi windows XP dan program lainnya)
- Drive D : 40 GB (Label “Master”, untuk menyimpan berbagai master program sebelum di install)
- Drive E : 40 GB (Label “Data”, untuk menyimpan Data atau Dokumen)
- Drive F : 49 GB atau sisanya (Label “Media”, untuk menyimpan berbagai file audio dan Video)
Mengapa drive C hanya berukuran 20 GB ? Bagi kebanyakan orang, drive C sebagai lokasi installasi sistem operasi tidak memerlukan banyak tempat. Untuk Windows XP paling hanya 2 GB, Office sekitar 1 GB dan sisanya berupa program-program lainnya dan biasanya masih mencukupi. Sehingga dengan ukuran yang kecil akan lebih mudah dalam merawatnya, seperti ketika scan virus, spyware, defragment hardisk lebih cepat dan lainnya
Dalam mem-format HDD, biasanya ukuran yang dimasukkan dalam MB (Mega Byte). Kemudian Agar HDD terbaca sebesar 20 GB, maka ukuran yang kita masukkan dalam MB harus lebih besar dari 20.000. Misal kita tentukan ukurannya 21.500 MB, maka ukuran ini akan terbaca sekitar 20 GB. Atau bisa ditambah sedikit misalnya 22.000 MB (terbaca 20.5 GB). Demikian juga ketika menentukan ukuran 40 GB ( diisi sekitar 43.000 MB). Untuk lebih mudahnya bisa melihat Konversi GigaByte
a. Memindah Lokasi My Documents
Ketika kita membuka Windows Explorer maka akan ada directory My Documents dan pada awalnya lokasi My Documents ini ada di drive C;, lengkapnya biasanya di folder C:\Documents and Settings. Menyimpan dokumen di drive C menurut saya kurang aman, dan perlu dipindah ke Drive selain C. Misalnya dari contoh diatas adalah drive E:
Untuk mengubah agar My Documents membuka lokasi drive/folder lainnya, caranya dengan klik kanan My Documents dan pilih Properties kemudian klik tombol Move dan pilih lokasi baru tempat penyimpanan dokumennya, misalnya drive E:.
Cara ini hanya merubah lokasi My Documents ke lokasi baru, sehingga jika sudah ada data di My Documents, maka harus dipindah manual ke lokasi baru ini. Data lama tetap masih ada dan tidak terhapus.
Setelah lokasi di pindah/diubah, maka ketika kita menyimpan di My documents, data akan tersimpan di drive/folder baru tesebut ( contoh diatas drive E:), tidak tersimpan di drive C: